Minggu, 05 Juli 2009

KOMPETENSI

Konsep tentang kompetensi dimulai pada akhir thaun 1960an. Pada saat itu organisasi psikologi industri Amerika mengidentifikasi permasalahan yang berhubungan dengan perilaku, pengetahuan, dan prestasi belajar. Ditemukan bahwa hal tersebut tidak dapat menentukan kinerja atau kesuksesan seseorang. Pada tahun 1973 McClelland menuliskan suatu artikel yang berhubungan dengan keraguannya terhadap hasil tes ujian akhir dan IQ seseorang tidak dapat menunjukkan atau berhubungan dengan kinerja mereka. Selanjutnya McClelland mengajak untuk mencari indikator-indikator apa yang mempengaruhi kinerja seseorang.
Beberapa pendapat ahli tentang kompetensi;
Boyatzis (1982:20) mengemukakan bahwa kompetensi pekerja dalam bekerja didasari oleh sifat pekerja itu sendiri(motif, watak, keterampilan , hubungan social) yang akan menghasilkan kinerja yang baik dan memiliki kekuatan dalam bekerja.
Palan (2007; 5) menyatakan bahwa kompetensi terdiri dari dua hal; Competency dan Competence. Competency adalah deskripsi perilaku seseorang yang merujuk kepada karakteristik yang mendasari perilaku yang menunjukkan ciri khas, konsep diri, nilai, pengetahuan atau keahlian. Sementara Competence merujuk pada keahlian dan keterampilan seseorang dalam bekerja.
Mathis dan Jackson ( 2001) menyatakan bahwa kompetensi adalah karakteristik dasar yang dihubungkan dengan peningkatan kinerja individu dan kelompok.
Selanjutnya Spencer dan Spencer (1993;9) menyatakan bahwa, a competency is an underlying characteristic of individual that is related to criterion-referenced effective and /or superior performance in ajob or situation. Maksudnya adalah kompetensi seeorang adalah merupakan dasar individu yang berhubungan dengan kinerja yang efektif dan superior dalam suatu pekerjaan.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat dinyatakan bahwa pada dasarnya kompetensi terdiri dari dua hal, yaitu yang berhubungan pengetahuan/keterampilan dan perilaku, watak, konsep diri. Pada konsep “Iceberg” yang dikemukakan oleh Spencer dan Spencer bahwa perilaku/keterampilan berada pada puncak gunung yang diselimuti oleh es. Ini bermakna bahwa pengetahuan/ keterampilan dapat berubah-ubah dengan mudah, sementara perilaku, watak dan konsep diri merupakan bagian bawah dari gunung es yang tidak tampak.ini bermakna bahwa perilaku, watak dan konsep diri tidak mudah untuk diubah.
Di dalam organisasi, untuk memilih pekerja diharapkan adalah pekerja yang mampu memenuhi kedua hkinerja al tersebut yang berhubungan dengan kompetensi. Tujuannya adalah agar adanya keseimbangan antar pengetahuan dan perilaku seseoarang dalam menghasilkan kinerja yang dihasilkan dan diharapkan oleh organisasi. Sebagaimana dikemukan di atas banyak sekali temuan bahwa IQ yang tinggi tidaklah menunjukkan seseorang mampu berkinerja baik sebagaimana diharapkan oleh organisasi.
Maka untuk itu perlu kehati-hatian dalam menentukan orang yang tepat pada suatu jabatan atau pekerjaan. Tentu saja ini tidak terlepas dari seorang manajer. Manajer yang mampu melihat hal ini tentu saja adalah seorang manajer yang juga memiliki dan memahami dengan baik tentang kompetensi. Bagaimana mungkin seorang manajer yang tidak mengetahui dengan baik kompetensi akan mampu mencari pekerja yang memiliki keseimbangan kompetensi yang diinginkan oleh organisasi.