Secara umum manajemen kinerja memiliki 3 tujuan yaitu:
• Tujuan Strategik
Mengaitkan kegiatan pegawai dengan tujuan organisasi. Pelaksanaan strategi tersebut perlu mendefinisikan hasil yang akan dicapai, perilaku, karakteristik pegawai yang dibutuhkan untuk melaksanakan strategi, mengembangkan pengukuran dan sistem feedback terhadap kinerja pegawai
• Tujuan Administratif
Menggunakan informasi manajemen kinerja khususnya evaluasi kinerja untuk kepentingan keputusan administratif, penggajian, promosi, pemberhentian pegawai dll.
• Tujuan pengembangan Dapat mengembangkan kapasitas pegawai yang berhasil di bidang kerjanya, pemberian training bagi yang berkinerja yang tidak baik, penempatan yang lebih cocok.
• Tujuan Khusus Manajemen Kinerja
Memperoleh peningkatan kinerja suistainable, Meningkatkan motivasi & komitmen karyawan, Memungkinkan individu untuk mengembangkan kemampuan, meningkatkan kepuasan kerja dan mencapai potensi pribadi yang bermanfaat bagi individu & organisasi, Daya dongkrak untuk perubahan yang lebih berorientasi kinerja, Mengembangkan hubungan yang terbuka konstruktif antara individu & organisasi dalam dialog yang berkesinambungan, Menyediakan kerangka kerja bagi kesepakatan sasaran kerja, Memfokuskan perhatian kepada atribut dan kompetensi yang diperlukan, Manajer & karyawan membuat kesepakatan tentang rencana pengembangan, Menyediakan kriteria untuk melakukan pengukuran kinerja, Landasan bagi pemberian imbalan, Memberdayakan karyawan, Mempertahankan karyawan yang berkualitas, Mendukung inisiatif manajemen yang berkualitas secara keseluruhan, Mendemonstrasikan bagaimana individu menghargai karyawan
Fungsi Manajemen Kinerja sebagai proses yang terintegrasi (Amstrong;1994)
• Manajemen Kinerja
• Meningkatkan Kinerja Individu & kinerja Organisasi
• Manajemen Reward
• Meningkatkan Efektifitas manajerial
• Mengembangkan Kemampuan & kompetensi
Kelima fungsi manajemen kinerja di atas adalah suatu yang saling terintegrasi satu denganlainnya. Satu dan lainnya saling mendukung sehingga akan menguntungkan bagi individu dan organsasi tempat individu tersebut bernaung. Oleh karena itu kelima hal itu tidak dapat dipisahkan satu sama liannya.
Sabtu, 25 April 2009
Jumat, 10 April 2009
Manajemen Kinerja
Organisasi adalah tempat berkumpulnya orang-orang yang memiliki tujuan yang sama. Organisasi juga digerakkan oleh sekelompok orang sehingga ianya menjadi hidup dan terus hidup. Ini artinya Organisasi akan selalu hidup apabila ditangani oleh orang-orang yang memiliki kemampuan dan keinginan yang selalu ingin maju. Orang-orang yang ingin maju adalah orang-orang yang selalu berpikir ke depan tanpa harus memikirkan bahwa kendala merupakan penghalang namun kendala adalah suatu hal yang harus ditaklukkan.
Berkembangnya ilmu dan teknologi dewasa ini membuat orang harus selalu berpikir lebih keras daripada hari ini. Dengan demikian organisasi, kelompok dan individu yang ada di dalam organisasi ini akan selalu di depan dalam mencapai tujuannya. Bukankah setiap orang yang begabung pada suatu organisasi memiliki tujuan masing-masing? bukankah organisasi juga memiliki keinginan yang sama dan bahkan lebih besar daripada keinginan individu yang ingin yang dicapai?
Suatu hal yang perlu diingat adalah manajemen kinerja tidaklah sama dengan penilaian kinerja. Penilaian kinerja merupakan bagian dari sistem manajemen kinerja. Jika hanya melakukan satu bagian saja dari manajemen kinerja maka kegiatan tersebut akan gagal.
Meningkatnya pemanfaatan manajemen kinerja oleh pengusaha menunjukkan beberapa hal. W. Edward Deming mempopulerkan konsep TQM (Total Quality Management) menyarankan bahwa kinerja karyawan lebih merupakan fungsi dari pelatihan,komunikasi,alat dan pengawasan daripada motivasi pribadi. Menurut Dessler (2003) manajemen kinerja adalah merupakan penetapan tujuan, penilaian, dan pengembangan yang terpadu. Kedua manajemen kinerja memberikan fakta bahwa jangkauan luas dari studi telah menunjukkan bahwa penilaian kinerja tradisional sering tidak hanya berguna, tapi kontraroduktif. Ketiga, manajemen kinerja adalah sebagai proses pengenalan secara explisit dalam lingkungan industri yang kompetitf, setiap usaha karyawan harus fokus dalam membantu perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan strategis.
Manajemen kinerja adalah suatu cara untuk mendapatkan hasil yang lebih baik bagi organisasi, kelompok dan individu dengan memahami dan mengelola kinerja sesuai dengan target yang telah direncanakan, standard an persyaratan kompetensi yang telah ditentukan. Dengan demikian menurut Surya Dharma (2005;25) manajemen kinerja adalah sebuah proses untuk menetapkan apa yang harus dicapai dan pendekatannya untuk mengelola dan pengembangan manusia melalui suatu cara yang dapat meningkatkan kemungkinan bahwa sasaran akan dapat dicapai dalam suatu jangka waktu tertentu baik pendek dan panjang.
Manajemen kinerja adalah sebagai suatu proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan atasan langsung. (Bacal; 1999). Selanjutnya Cashway (2003; 84) performance management is a management process designed to link the organization’s objectives with those of the individual in such a way as to ensure that both individual and corporate objectives are, as far as possible, met.
Dari beberapa asumsi di atas menunjukkan bahwa setiap individu dapat memuaskan tujuan pribadinya dengan menggandeng pencapaian tujuan organisasi dan tujuan pribadi. Oleh karena itu maka setiap individu akan lebih memiliki motivasi untuk bekerja lebih baik dan berusaha untuk mencapai kepuasan kerjanya. Asumsi ini juga merupakan inti dari manajemen sumber daya manusia strategis.
Berkembangnya ilmu dan teknologi dewasa ini membuat orang harus selalu berpikir lebih keras daripada hari ini. Dengan demikian organisasi, kelompok dan individu yang ada di dalam organisasi ini akan selalu di depan dalam mencapai tujuannya. Bukankah setiap orang yang begabung pada suatu organisasi memiliki tujuan masing-masing? bukankah organisasi juga memiliki keinginan yang sama dan bahkan lebih besar daripada keinginan individu yang ingin yang dicapai?
Suatu hal yang perlu diingat adalah manajemen kinerja tidaklah sama dengan penilaian kinerja. Penilaian kinerja merupakan bagian dari sistem manajemen kinerja. Jika hanya melakukan satu bagian saja dari manajemen kinerja maka kegiatan tersebut akan gagal.
Meningkatnya pemanfaatan manajemen kinerja oleh pengusaha menunjukkan beberapa hal. W. Edward Deming mempopulerkan konsep TQM (Total Quality Management) menyarankan bahwa kinerja karyawan lebih merupakan fungsi dari pelatihan,komunikasi,alat dan pengawasan daripada motivasi pribadi. Menurut Dessler (2003) manajemen kinerja adalah merupakan penetapan tujuan, penilaian, dan pengembangan yang terpadu. Kedua manajemen kinerja memberikan fakta bahwa jangkauan luas dari studi telah menunjukkan bahwa penilaian kinerja tradisional sering tidak hanya berguna, tapi kontraroduktif. Ketiga, manajemen kinerja adalah sebagai proses pengenalan secara explisit dalam lingkungan industri yang kompetitf, setiap usaha karyawan harus fokus dalam membantu perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan strategis.
Manajemen kinerja adalah suatu cara untuk mendapatkan hasil yang lebih baik bagi organisasi, kelompok dan individu dengan memahami dan mengelola kinerja sesuai dengan target yang telah direncanakan, standard an persyaratan kompetensi yang telah ditentukan. Dengan demikian menurut Surya Dharma (2005;25) manajemen kinerja adalah sebuah proses untuk menetapkan apa yang harus dicapai dan pendekatannya untuk mengelola dan pengembangan manusia melalui suatu cara yang dapat meningkatkan kemungkinan bahwa sasaran akan dapat dicapai dalam suatu jangka waktu tertentu baik pendek dan panjang.
Manajemen kinerja adalah sebagai suatu proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan atasan langsung. (Bacal; 1999). Selanjutnya Cashway (2003; 84) performance management is a management process designed to link the organization’s objectives with those of the individual in such a way as to ensure that both individual and corporate objectives are, as far as possible, met.
Dari beberapa asumsi di atas menunjukkan bahwa setiap individu dapat memuaskan tujuan pribadinya dengan menggandeng pencapaian tujuan organisasi dan tujuan pribadi. Oleh karena itu maka setiap individu akan lebih memiliki motivasi untuk bekerja lebih baik dan berusaha untuk mencapai kepuasan kerjanya. Asumsi ini juga merupakan inti dari manajemen sumber daya manusia strategis.
Langganan:
Postingan (Atom)