Pekerjaan sudah ada sejak sebelum kita lahir, masalah sudah ada sebelum kita lahir, bahkan kita lahir di dunia ini juga disebabkan oleh sebuah masalah, yaitu masalah dua anak manusia yang terikat dengan suatu ikatan cinta. Banyak orang saat ini hanya mengeluh dengan berbagai masalah yang mereka hadapi. Dunia seakan kiamat ketika masalah menimpa kepada mereka. Berbagai doa dan puji-pujian kepada Allah keluar dari mulut manusia untuk terhindar dari permasalahan. Siang dan malam berkujur airmata, kesedihan berlarut-larut, seakan-akan tiada keindahan dan kegembiraan lagi pada kehidupan ini. Begitu sedihkah kehidupan ini? Begitu sulitkah kehidupan ini untuk dilalui?
Tiada yang terjadi di dunia ini tanpa izin dari Allah…..bukankah demikian?... Memang kenyataan ini akan sulit bagi beberapa segelintir orang. Namun bagi segelintir orang yang lain tidaklah demikian. Mengapa demikian? Bukankah setiap orang memiliki permasalahan masing-masing, dan tentu saja mereka sudah dibekali cara untuk menghadapi permasalahan tersebut. Apa yang harus dilakukan?
1. Ubahlah Cara Pandang Terhadap Masalah.
Mengubah masalah ke sudut pandang yang lain akan memberikan suatu pengalaman yang berbeda. Jika masalah merupakan suatu hal yang buruk buat kita, maka masalah akan selalu buruk buat kita. Sekarang cobalah untuk melihat lebih jauh dari hanya sekedar permasalahan itu sendiri. Manusia biasa hanya akan melihat masalah sebagai sesuatu yang buruk buat diri mereka. Bahwasanya masalah adalah sesuatu yang harus dihindari dan tidak perlu terjadi pada kehidupan mereka. Ini merupakan pandangan klasik yang menganggap masalah tidak perlu hadir pada kehidupan mereka. Sekarang marilah kita melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda, yaitu masalah adalah sesuatu yang harus ada pada kehidupan dan merupakan hal yang membuat diri kita berkembang dari sebelumnya. Berapa banyak masalah yang sudah membuat diri kita lebih baik dari pada sebelumnya? Berapa banyak masalah yang sudah memaksa kita untuk menggunakan alam pikir ini sehingga otak kita berkembang dengan baik? Coba anda bayangkan jika tidak ada masalah dalam kehidupan ini….apa kita akan menggunakan nikmat Allah yang luar biasa ini untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari atau tidak? Maka oleh karena itu ubahlah cara pandang kita terhadap masalah. Karena disebalik nikmat masalah ada nikmat yang luar biasa indah bagi kehidupan kita ini…
2. Bersyukur
Banyak dari kita hanya bersu’uzon ketika ditimpa masalah. Jangankan kepada Allah, kepada sesame manusia saja tidak boleh. Banyak dari kita tidak bersyukur atas yang terjadi pada diri kita ini. Kenapa harus bersyukur? Lho ada masalah, malah disuruh bersyukur? Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan dimana-mana, tentu saja kita tidak dapat menjangkau yang di luar kemampuan yang kita miliki. Oleh karena keterbatasan tersebut itulah kita harus banyak bersyukur. Karena suatu masalah, sedikit banyak, pasti memberikan pembelajaran yang sangat berharga buat kita. Jika di- flashback berapa banyak masalah yang telah menjadikan kita lebih dewasa, lebih mandiri, rendah diri, dan banyak hal lagi yang telah mengubah diri kita lebih baik. Maka selalulah bersyukur atas masalah yang kita hadapi.
3. Nikmatilah.
Menikmati masalah merupakan hal yang luar biasa. Sekali lagi penulis katakan, bahwa manusia biasa hanya akan mengeluh ketika menghadapi masalah. Apa kita hanya ingin melakukan hal yang biasa saja? Apakah kita tidak ingin melakukan hal yang luar biasa? Menikmati suatu permasalahan akan memberikan kita pengalaman yang unik dan tentu saja berbeda dari orang lain. Karena ketika mengeluh dengan permasalahan yang sedang dihadapi, berapa banyak energi, waktu, dan pikiran yang kita buang? Percayalah permasalahan itu menjadi lebih sulit buat diri kita karena kenyataannnya tidak sesuai dengan keinginan kita. Inlilah sebenarnya mengapa permasalahan itu tidak dapat dinikmati. Lalu sekarang cobalah kita untuk menikmati segala masalah yang kita hadapi. Jika sesuatu terjadi tidak sesuai dengan kehendak kita, maka selanjutnya adalah bagaimana menikmati dan selesaikanlah dengan benar. Kita juga harus yakin bahwa pengalaman ini akan berguna ketika orang lain menghadapi masalah yang sama, namun kita mampu melewatinya dengan benar sementara mereka tidak.
Oleh karena itu selalulah belajar dan bersyukur atas apa yang terjadi pada kita. Karena dengan begitu segala akan mudah, jika kita keluarkan energi, waktu dan pikiran akan berbuah kenikmatan yang luar biasa. No pain without gain, tak ada sesuatu yang didapat tanpa pengorbanan, yang tentu saja ikhlas dijalani. Semoga hari-hari kita selalu lebih baik dari hari-hari sebelumnya…amin…..
Manajemen Sumber Daya Manusia
Life is a choice. Nothing is between Heaven and Hell
Selasa, 03 Januari 2012
Sabtu, 15 Januari 2011
Menghargai diri
Memulai sesuatu yang tidak pernah kita lakukan adalah merupakan sesuatu hal yang amat sulit untuk kerjakan. Keluhan demi keluhan akan selalu terucap dari mulut kita. Banyak dari kita selalu melihat dan bangga terhadap keberhasilan orang lain. Tetapi yang paling menyakitkan adalah kita tidak seberhasil mereka. Pada akhirnya kita selalu menyalahkan orang lain, diri sendiri, keadaan sekeliling kita, bahkan orang tua kita pun kita salahkan. Mau jadi apa kita dengan kondisi seperti ini. Bukankah setiap orang sudah diberikan nikmat oleh Allah sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki? Bukankah juga setiap orang diciptakan berbeda dan dipastikan memiliki kemampuan untuk selalu dikembangkan oleh mereka sendiri atau orang lain?
Melihat kelemahan diri sendiri itu baik, begitu juga menyadari memiliki kelemahan juga lebih baik, namun lebih baik lagi kita sadar dan mampu change it once, mengubah kelemahan tersebut menjadi kekuatan diri saat ini . Untuk mengubah perilaku sadar menjadi perilaku melakukan suatu perubahan tidaklah mudah. Hal ini membutuhkan suatu proses yang harus dilalui dengan berbagai kendala. Maka oleh karena itu keberhasilan adalah suatu proses. Keberhasilan bukanlah merupakan hasil akhir dari suatu proses. Karena hidup ini akan selalu meminta proses-proses yang lebih mantap dan jitu. Ini akan mengajak kita untuk selalu dapat merekayasa, bahkan menciptakan proses-proses yang terkini.
Dari mana memulainya?
Pertanyaan ini selalu penulis dengarkan saat berinteraksi dengan teman-teman. Mereka selalu mengeluhkan bagaimana memulainya dan bagaimana mungkin dapat melakukan jika modal tidak ada. Pada dunia usaha modal itu tidaklah semata-mata diartikan uang, namun lebih jauh lagi adalah modal itu ada pada diri sendiri. Modal itu bisa berupa talenta yang kita miliki, kekuatan diri, keinginan yang kuat, kepercayaan diri, dan lain- lain yang belum tergali secara maksimal oleh diri.
Untuk memulai ini perlu suatu kesadaran diri yang cukup kuat. Banyak dari kita yang tidak sadar diri….hahahahahaha. kita selalu marah pada orang lain pada saat keinginan kita tidak terpenuhi, bukankah sebenarnya kita yang lagi tertekan atas kondisi yang kita hadapi. Orang tua sering marah pada anak-anak mereka, saat anak-anak tersebut bermain di jalan-jalan atau, gang-gang, yang selalu ramai dilewati oleh kendaraan. Tetapi apakah selaku orang tua pernah memberitahu kepada anaknya bahaya main di jalan? Atau orang tua stress melihat kondisi seperti itu? Para pegawai marah-marah hanya karena peraturan yang berubah sementara. Selaku pegawai yang diikat oleh aturan bukankah sebaiknya mengikuti aturan yang dibuat? Ini akan berbeda pada saat seorang pegawai sebagai pembuat aturan. Aneh-aneh sajakan. Diatur tak tidak mau, mengatur tidak bisa….... mau jadi apa?
Menyadarkan diri adalah merupakan pekerjaan berat. Untuk menyadarkan diri butuh proses sebagaimana penulis sampaikan diatas tadi. Seorang manusia yang dilengkapi dengan berbagai peralatan canggih yang merupakan anugerah dari yang maha kuasa, hanya diciptakan sekali saja. Jika manusia diibaratkan sebuah perangkat komputer, komputer memiliki prosessor dengan berbagai spesifikasi. Apa mungkin sebuah prosesor dengan spesifikasi rendah akan mampu bekerja sama cepatnya dengan prosesor yang memiliki spesifikasi yang lebih tinggi? Begitu juga manusia, jika mereka sadar dengan kondisi mereka, maka mereka akan tahu bagaimana menggunakan kemampuan yang mereka miliki. Ini artinya kesadaran diri sangatlah penting untuk mengatur diri dalam mengambil langkah berikut dalam kehidupan ini. Kesadaran diri juga membuat manusia akan lebih mengenal diri, potensi apa yang dapat dikembangkan, serta mampu mengubah diri. Bagaimana mungkin kita dapat mengubah diri tanpa pernah sadar akan diri sendiri?
Melihat kelemahan diri sendiri itu baik, begitu juga menyadari memiliki kelemahan juga lebih baik, namun lebih baik lagi kita sadar dan mampu change it once, mengubah kelemahan tersebut menjadi kekuatan diri saat ini . Untuk mengubah perilaku sadar menjadi perilaku melakukan suatu perubahan tidaklah mudah. Hal ini membutuhkan suatu proses yang harus dilalui dengan berbagai kendala. Maka oleh karena itu keberhasilan adalah suatu proses. Keberhasilan bukanlah merupakan hasil akhir dari suatu proses. Karena hidup ini akan selalu meminta proses-proses yang lebih mantap dan jitu. Ini akan mengajak kita untuk selalu dapat merekayasa, bahkan menciptakan proses-proses yang terkini.
Dari mana memulainya?
Pertanyaan ini selalu penulis dengarkan saat berinteraksi dengan teman-teman. Mereka selalu mengeluhkan bagaimana memulainya dan bagaimana mungkin dapat melakukan jika modal tidak ada. Pada dunia usaha modal itu tidaklah semata-mata diartikan uang, namun lebih jauh lagi adalah modal itu ada pada diri sendiri. Modal itu bisa berupa talenta yang kita miliki, kekuatan diri, keinginan yang kuat, kepercayaan diri, dan lain- lain yang belum tergali secara maksimal oleh diri.
Untuk memulai ini perlu suatu kesadaran diri yang cukup kuat. Banyak dari kita yang tidak sadar diri….hahahahahaha. kita selalu marah pada orang lain pada saat keinginan kita tidak terpenuhi, bukankah sebenarnya kita yang lagi tertekan atas kondisi yang kita hadapi. Orang tua sering marah pada anak-anak mereka, saat anak-anak tersebut bermain di jalan-jalan atau, gang-gang, yang selalu ramai dilewati oleh kendaraan. Tetapi apakah selaku orang tua pernah memberitahu kepada anaknya bahaya main di jalan? Atau orang tua stress melihat kondisi seperti itu? Para pegawai marah-marah hanya karena peraturan yang berubah sementara. Selaku pegawai yang diikat oleh aturan bukankah sebaiknya mengikuti aturan yang dibuat? Ini akan berbeda pada saat seorang pegawai sebagai pembuat aturan. Aneh-aneh sajakan. Diatur tak tidak mau, mengatur tidak bisa….... mau jadi apa?
Menyadarkan diri adalah merupakan pekerjaan berat. Untuk menyadarkan diri butuh proses sebagaimana penulis sampaikan diatas tadi. Seorang manusia yang dilengkapi dengan berbagai peralatan canggih yang merupakan anugerah dari yang maha kuasa, hanya diciptakan sekali saja. Jika manusia diibaratkan sebuah perangkat komputer, komputer memiliki prosessor dengan berbagai spesifikasi. Apa mungkin sebuah prosesor dengan spesifikasi rendah akan mampu bekerja sama cepatnya dengan prosesor yang memiliki spesifikasi yang lebih tinggi? Begitu juga manusia, jika mereka sadar dengan kondisi mereka, maka mereka akan tahu bagaimana menggunakan kemampuan yang mereka miliki. Ini artinya kesadaran diri sangatlah penting untuk mengatur diri dalam mengambil langkah berikut dalam kehidupan ini. Kesadaran diri juga membuat manusia akan lebih mengenal diri, potensi apa yang dapat dikembangkan, serta mampu mengubah diri. Bagaimana mungkin kita dapat mengubah diri tanpa pernah sadar akan diri sendiri?
Selasa, 26 Januari 2010
HAKIKAT PEMBELAJARAN
Belajar adalah merupakan urusan dan permaslahan seluruh manusia. Belajar tidaklah susah jika benar-benar dijalankan. hampir seluruh pembelajar memiliki masalah dengan pembelajaran mereka. Sementara hidup ini adalah untuk belajar jika tidak ingin ketinggalan dalam perubahan masa dari waktu ke waktu.
Wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW adalah perintah untuk belajar dari ALLAH. Sebagaimana bunyi wahyu tersebut; Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan Yan menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu lah Yang Paling Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. (Q.S. Al-Alaq.
perintah belajar dengan tegas disampaikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW, agar manusia mengetahui diri mereka, sehingga mereka tidak tersesat dalam menjalankan hidup ini. Untuk menjalankan dan mengakkan agama ini perlu ilmu pengetahuan dan belajar dari waktu- ke waktu. Yang paling penting dari belajar adalah para pembelajar tidak pernah merasa gelas yang mereka miliki penuh. Jika para pembelajar sudah merasa gelas mereka penuh maka kesombonganlah yang akan ada dibenak mereka.
Menurut Morgan (dalam Hendroyuwono 1982/1983) Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman.
Selanjutnya Surya (1981) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dalam lingkungannya.
Lalu pendapat yang lainnya menurut Mahmud (1989) belajar adalah suatu perubahantingkah laku, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung dan terjadi dalam diri seseorang karena pengalaman.
dari pendapat-pendapat di atas tentang belajar artinya bahwa belajar tidaklah hanya untu mendapatkan ilmu pengetahuan belaka tetapi lebih daripada itu adalah adanya perubahan perilaku pembelajar dalam kehidupannya sehari-hari sehingga mampu berinteraksi dengan lingkungannya dengan baik.
Banyak diantara pembelajar saat ini tidak menyadari mengapa mereka belajar.... Ini artinya mereka tidak mengetahui tujuan belajar mereka. apakah hanya untuk sekedar datang ke kampus atau sekolah? apakah hanya untuk meluangkan waktu? apakah hanya untuk menghabiskan uang yang mereka dapat? sehingga tidak tahu lagi mau diapakan uangnya?....
Untuk menjadi orang yang berkualitas tentu saja harus mampu melakukan lebih daripada orang lain..... Beyond Rational Expectation. Artinya jika para pembelajar hanya belajar untuk untuk menuntut ilmu semata, ini adalah hal yang rational expectation. Maksudnya adalah mereka tidak mampu melakukan lebih dari jangkau pikir penilaian orang lain. Bukankah standar dari suatu pembelajaran adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan?.....Oleh karena itu Belajar selain menuntut ilmu, lebih daripada itu adalah mampu merubah perilaku ke arah yang lebih baik......
Jika anda belajar dan tidak dapat merubah perilaku anda, maka anda belajar dengan cara yang salah.......Think it depply!!!! No gain without pain!!!!!! Semoga Sukses
Wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW adalah perintah untuk belajar dari ALLAH. Sebagaimana bunyi wahyu tersebut; Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan Yan menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu lah Yang Paling Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. (Q.S. Al-Alaq.
perintah belajar dengan tegas disampaikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW, agar manusia mengetahui diri mereka, sehingga mereka tidak tersesat dalam menjalankan hidup ini. Untuk menjalankan dan mengakkan agama ini perlu ilmu pengetahuan dan belajar dari waktu- ke waktu. Yang paling penting dari belajar adalah para pembelajar tidak pernah merasa gelas yang mereka miliki penuh. Jika para pembelajar sudah merasa gelas mereka penuh maka kesombonganlah yang akan ada dibenak mereka.
Menurut Morgan (dalam Hendroyuwono 1982/1983) Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman.
Selanjutnya Surya (1981) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dalam lingkungannya.
Lalu pendapat yang lainnya menurut Mahmud (1989) belajar adalah suatu perubahantingkah laku, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung dan terjadi dalam diri seseorang karena pengalaman.
dari pendapat-pendapat di atas tentang belajar artinya bahwa belajar tidaklah hanya untu mendapatkan ilmu pengetahuan belaka tetapi lebih daripada itu adalah adanya perubahan perilaku pembelajar dalam kehidupannya sehari-hari sehingga mampu berinteraksi dengan lingkungannya dengan baik.
Banyak diantara pembelajar saat ini tidak menyadari mengapa mereka belajar.... Ini artinya mereka tidak mengetahui tujuan belajar mereka. apakah hanya untuk sekedar datang ke kampus atau sekolah? apakah hanya untuk meluangkan waktu? apakah hanya untuk menghabiskan uang yang mereka dapat? sehingga tidak tahu lagi mau diapakan uangnya?....
Untuk menjadi orang yang berkualitas tentu saja harus mampu melakukan lebih daripada orang lain..... Beyond Rational Expectation. Artinya jika para pembelajar hanya belajar untuk untuk menuntut ilmu semata, ini adalah hal yang rational expectation. Maksudnya adalah mereka tidak mampu melakukan lebih dari jangkau pikir penilaian orang lain. Bukankah standar dari suatu pembelajaran adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan?.....Oleh karena itu Belajar selain menuntut ilmu, lebih daripada itu adalah mampu merubah perilaku ke arah yang lebih baik......
Jika anda belajar dan tidak dapat merubah perilaku anda, maka anda belajar dengan cara yang salah.......Think it depply!!!! No gain without pain!!!!!! Semoga Sukses
Jumat, 22 Januari 2010
BERSYUKUR
Konsep bersyukur adalah merupakan suatu tanda terima kasih umat kepada maha pencipta atas apa yang sudah mereka terima. Ini seharusnya dilakukan oleh umat manusia setiap saat mereka dapat menghirup nafas di dunia ini. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa setiap manusia ingin memiliki sesuatu,namun segalanya terbatas oleh kemampuan yang mereka miliki saat itu.Sehingga mereka berusaha dengan sedemikian cara untuk memiliki tanpa memperhatikan rambu-rambu yang ada dalam kehidupan ini. Akibatnya tentu saja ada yang dirugikan. Bukankah melanggar rambu-rambu lalulintas akan membawa mudarat bagi kita?
Hari ini sebenarnya dengan mata telanjang dapat kita melihat di sekeliling kita betapa masih banyak orang, yang ternyata, tidak seuntung diri kita, tidak sebahagia diri kita, tidak sekaya diri kita, dan lebih banyak tidak-tidak yang lainnya. Lalu......Apa yang harus kita lakukan lagi?.....Selain berusaha yang merupakan kewajiban setiap umat manusia dan keberhasilan....tidaklah wewenang manusia untuk menentukan, karena itu adalah wewenang ALLAH SWT....
Hasat dengki dan iri hati adalah dua hal yang merusak tatanan kesyukuran umat manusia kepada maha penciptanya..... iri yang tidak berkesudahan, dengki yang berkepanjangan, serta hasat yang bak api tak pernah padam selalu membakar diri untuk melakukan hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain..... Lupakah kita bahwa setelah kehidupan ini masih ada kehidupan lain yang lebih abadi dari sekedar hidup di dunia ini? Seberapa dalamkah hati ini terluka oleh sebab musabab yang hanya dilihat dari diri sendiri? Semua kesalahan hanya ditimpakan kepada manusia yang lain seolah-olah kita tidak pernah berbuat salah layaknya orang lain.....
Bersyukur adalah merupakan salah satu upaya untuk mengobati hati dari hasad dengki, iri hati dan segala macam peyakit hati yang ada pada manusia. Bersyukur juga akan membawa umat manusia ini tidak lagi berpikir bahwa kesalahan adalah milik orang lain... tidak lagi bahagia melihat orang lain susah....... tidak lagi senang melihat orang lain menderita..... bersyukur dan selalu bersyukur atas apa yang telah didapat seiring dengan berusaha yang tak pernah henti lalu berdoa kepada NYA, ini akan membuat hidup kita lebih bahagia dalam menjalankan kehidupan ini.
apakah anda ingin mencobanya????????
Hari ini sebenarnya dengan mata telanjang dapat kita melihat di sekeliling kita betapa masih banyak orang, yang ternyata, tidak seuntung diri kita, tidak sebahagia diri kita, tidak sekaya diri kita, dan lebih banyak tidak-tidak yang lainnya. Lalu......Apa yang harus kita lakukan lagi?.....Selain berusaha yang merupakan kewajiban setiap umat manusia dan keberhasilan....tidaklah wewenang manusia untuk menentukan, karena itu adalah wewenang ALLAH SWT....
Hasat dengki dan iri hati adalah dua hal yang merusak tatanan kesyukuran umat manusia kepada maha penciptanya..... iri yang tidak berkesudahan, dengki yang berkepanjangan, serta hasat yang bak api tak pernah padam selalu membakar diri untuk melakukan hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain..... Lupakah kita bahwa setelah kehidupan ini masih ada kehidupan lain yang lebih abadi dari sekedar hidup di dunia ini? Seberapa dalamkah hati ini terluka oleh sebab musabab yang hanya dilihat dari diri sendiri? Semua kesalahan hanya ditimpakan kepada manusia yang lain seolah-olah kita tidak pernah berbuat salah layaknya orang lain.....
Bersyukur adalah merupakan salah satu upaya untuk mengobati hati dari hasad dengki, iri hati dan segala macam peyakit hati yang ada pada manusia. Bersyukur juga akan membawa umat manusia ini tidak lagi berpikir bahwa kesalahan adalah milik orang lain... tidak lagi bahagia melihat orang lain susah....... tidak lagi senang melihat orang lain menderita..... bersyukur dan selalu bersyukur atas apa yang telah didapat seiring dengan berusaha yang tak pernah henti lalu berdoa kepada NYA, ini akan membuat hidup kita lebih bahagia dalam menjalankan kehidupan ini.
apakah anda ingin mencobanya????????
Minggu, 05 Juli 2009
KOMPETENSI
Konsep tentang kompetensi dimulai pada akhir thaun 1960an. Pada saat itu organisasi psikologi industri Amerika mengidentifikasi permasalahan yang berhubungan dengan perilaku, pengetahuan, dan prestasi belajar. Ditemukan bahwa hal tersebut tidak dapat menentukan kinerja atau kesuksesan seseorang. Pada tahun 1973 McClelland menuliskan suatu artikel yang berhubungan dengan keraguannya terhadap hasil tes ujian akhir dan IQ seseorang tidak dapat menunjukkan atau berhubungan dengan kinerja mereka. Selanjutnya McClelland mengajak untuk mencari indikator-indikator apa yang mempengaruhi kinerja seseorang.
Beberapa pendapat ahli tentang kompetensi;
Boyatzis (1982:20) mengemukakan bahwa kompetensi pekerja dalam bekerja didasari oleh sifat pekerja itu sendiri(motif, watak, keterampilan , hubungan social) yang akan menghasilkan kinerja yang baik dan memiliki kekuatan dalam bekerja.
Palan (2007; 5) menyatakan bahwa kompetensi terdiri dari dua hal; Competency dan Competence. Competency adalah deskripsi perilaku seseorang yang merujuk kepada karakteristik yang mendasari perilaku yang menunjukkan ciri khas, konsep diri, nilai, pengetahuan atau keahlian. Sementara Competence merujuk pada keahlian dan keterampilan seseorang dalam bekerja.
Mathis dan Jackson ( 2001) menyatakan bahwa kompetensi adalah karakteristik dasar yang dihubungkan dengan peningkatan kinerja individu dan kelompok.
Selanjutnya Spencer dan Spencer (1993;9) menyatakan bahwa, a competency is an underlying characteristic of individual that is related to criterion-referenced effective and /or superior performance in ajob or situation. Maksudnya adalah kompetensi seeorang adalah merupakan dasar individu yang berhubungan dengan kinerja yang efektif dan superior dalam suatu pekerjaan.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat dinyatakan bahwa pada dasarnya kompetensi terdiri dari dua hal, yaitu yang berhubungan pengetahuan/keterampilan dan perilaku, watak, konsep diri. Pada konsep “Iceberg” yang dikemukakan oleh Spencer dan Spencer bahwa perilaku/keterampilan berada pada puncak gunung yang diselimuti oleh es. Ini bermakna bahwa pengetahuan/ keterampilan dapat berubah-ubah dengan mudah, sementara perilaku, watak dan konsep diri merupakan bagian bawah dari gunung es yang tidak tampak.ini bermakna bahwa perilaku, watak dan konsep diri tidak mudah untuk diubah.
Di dalam organisasi, untuk memilih pekerja diharapkan adalah pekerja yang mampu memenuhi kedua hkinerja al tersebut yang berhubungan dengan kompetensi. Tujuannya adalah agar adanya keseimbangan antar pengetahuan dan perilaku seseoarang dalam menghasilkan kinerja yang dihasilkan dan diharapkan oleh organisasi. Sebagaimana dikemukan di atas banyak sekali temuan bahwa IQ yang tinggi tidaklah menunjukkan seseorang mampu berkinerja baik sebagaimana diharapkan oleh organisasi.
Maka untuk itu perlu kehati-hatian dalam menentukan orang yang tepat pada suatu jabatan atau pekerjaan. Tentu saja ini tidak terlepas dari seorang manajer. Manajer yang mampu melihat hal ini tentu saja adalah seorang manajer yang juga memiliki dan memahami dengan baik tentang kompetensi. Bagaimana mungkin seorang manajer yang tidak mengetahui dengan baik kompetensi akan mampu mencari pekerja yang memiliki keseimbangan kompetensi yang diinginkan oleh organisasi.
Beberapa pendapat ahli tentang kompetensi;
Boyatzis (1982:20) mengemukakan bahwa kompetensi pekerja dalam bekerja didasari oleh sifat pekerja itu sendiri(motif, watak, keterampilan , hubungan social) yang akan menghasilkan kinerja yang baik dan memiliki kekuatan dalam bekerja.
Palan (2007; 5) menyatakan bahwa kompetensi terdiri dari dua hal; Competency dan Competence. Competency adalah deskripsi perilaku seseorang yang merujuk kepada karakteristik yang mendasari perilaku yang menunjukkan ciri khas, konsep diri, nilai, pengetahuan atau keahlian. Sementara Competence merujuk pada keahlian dan keterampilan seseorang dalam bekerja.
Mathis dan Jackson ( 2001) menyatakan bahwa kompetensi adalah karakteristik dasar yang dihubungkan dengan peningkatan kinerja individu dan kelompok.
Selanjutnya Spencer dan Spencer (1993;9) menyatakan bahwa, a competency is an underlying characteristic of individual that is related to criterion-referenced effective and /or superior performance in ajob or situation. Maksudnya adalah kompetensi seeorang adalah merupakan dasar individu yang berhubungan dengan kinerja yang efektif dan superior dalam suatu pekerjaan.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat dinyatakan bahwa pada dasarnya kompetensi terdiri dari dua hal, yaitu yang berhubungan pengetahuan/keterampilan dan perilaku, watak, konsep diri. Pada konsep “Iceberg” yang dikemukakan oleh Spencer dan Spencer bahwa perilaku/keterampilan berada pada puncak gunung yang diselimuti oleh es. Ini bermakna bahwa pengetahuan/ keterampilan dapat berubah-ubah dengan mudah, sementara perilaku, watak dan konsep diri merupakan bagian bawah dari gunung es yang tidak tampak.ini bermakna bahwa perilaku, watak dan konsep diri tidak mudah untuk diubah.
Di dalam organisasi, untuk memilih pekerja diharapkan adalah pekerja yang mampu memenuhi kedua hkinerja al tersebut yang berhubungan dengan kompetensi. Tujuannya adalah agar adanya keseimbangan antar pengetahuan dan perilaku seseoarang dalam menghasilkan kinerja yang dihasilkan dan diharapkan oleh organisasi. Sebagaimana dikemukan di atas banyak sekali temuan bahwa IQ yang tinggi tidaklah menunjukkan seseorang mampu berkinerja baik sebagaimana diharapkan oleh organisasi.
Maka untuk itu perlu kehati-hatian dalam menentukan orang yang tepat pada suatu jabatan atau pekerjaan. Tentu saja ini tidak terlepas dari seorang manajer. Manajer yang mampu melihat hal ini tentu saja adalah seorang manajer yang juga memiliki dan memahami dengan baik tentang kompetensi. Bagaimana mungkin seorang manajer yang tidak mengetahui dengan baik kompetensi akan mampu mencari pekerja yang memiliki keseimbangan kompetensi yang diinginkan oleh organisasi.
Senin, 22 Juni 2009
Konsep Pengembangan Manusia
Manusia merupakan faktor penting di dalam suatu organisasi. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa organisasi akan selalu memerlukan orang-orang yang memiliki daya jelajah yang sangat tinggi, baik secara pengetahuan maupun pergerakannya. Sejak dahulu sampai hari ini orang selalu berusaha untuk melakukan hal yang terbaik bagi diri sendiri maupun lingkungan organisasi. Hanya orang-orang yang memiliki visi dan semangat saja yang akan mampu menembus suatu kejayaan dan keberhasilan.
Dalam kehidupan ini manusia akan menuju dua hal, yaitu; surga dan neraka, malam dan siang, hitam dan putih dan masih lagi perumpamaan dua hal yang akan dihadapi. begitu juga tipe manusia yaitu pesimis dan optimis. Orang dengan tipe pesimis adalah merupakan orang-orang yang menginginkan kenyamanan dalam hidup, artinya berusaha untuk menghindari konflik baik dari dirinya maupun dengan orang-orang disekitarnya. Sementara bagi mereka yang optimis adalah orang-orang yang berusaha untuk menembus ketidaknyaman demi kenyamana itu sendiri. mereka berpendapat bahwa untuk mencapai suatu keberhasilan bagi diri tentu saja harus mampu mengatasi segala permasalahan yang ada. lebih dari itu adalah mereka akan selalu berada dalam keadaan tidak nyaman.
Produksi Jepang pada tahun 1940an sampai dengan tahun 1960an, selalu ditolak oleh orang Eropa dan Amerika bahkan di Indonesia terjadi penolakan terhadap produk Jepang yaitu yang terkenal dengan kasus Malari. Namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan kemampuan mereka, mereka memulai dengan konsep Kaizen, bahwa yang menjadi quality control dari produk adalah diri sendiri. Prinsip-prinsip kaizen berfokus pada peningkatan yang terus menerus,kerjasama tim,fokus pada pelanggan, keterbukaan, komunikasi, pemecahan masalah.
Ada beberapa tipe manusia yang ditemui diseliling kita, diantaranya yang disebut dengan teori X. Orang-orang yang dicirikan pada teori x adalah orang-orang yang harus dipaksa dan selalu diarahkan untuk bekerja, serta selalu berusaha untuk menghindar dari tanggung jawab yang diberikan. selanjutnya adalah orang-orang yang dicirikan dengan teori Y yaitu; orang-orang yang menginginkan tanggung jawab, agar dapat memenuhi kebutuhan kehidupan sosial mereka. Orang teori Y juga mampu mengarahkan dan menguasai diri. Terakhir adalah orang-orang yang berada pada teori Z, yaitu; didasarkan pada kepercayaan, pemahaman, empati dan fleksibilitas dalam menjalankan kehidupan berorganisasi.
Dengan adanya konsep tentang manusia ini, diharapkan seorang manajer mampu mengatur organisasi yang mereka pimpin. artinya dengan mengetahui kemampuan dan tipikal para pekerjanya, maka ini akan memudahkan para manajer untuk meletakkan para pekerja sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Memang ini tidaklah mudah untuk dipelajari, namun juga bukan suatu hal yang tidak mungkin untuk dipelajari oleh seoarang manajer. Kepekaan selaku seorang manajer sangat dibutuhkan pada kondisi seperti ini. Mempelajari orang bukan untuk mencari kelemahan yang mereka miliki namun adalah untuk melihat kekuatan yang mereka miliki. Dengan demikian sautu organisasi akan dapat dengan mudah mencari orang yang sesuai untuk suatu pekerjaan.
Pada dasarnya pengembangan manusia adalah sutu siklus perubahan manusia dari waktu ke waktu. Perubahan yang diinginkan tentu saja adalah perubahan yang mengarah kepada suatu kebaikan. oleh karena itu manusia harus mampu mengecilkan problema yang mereka hadapi agar khayal di depan mata mereka akan semakin jelas terlihat.Hal ini akan membuat daya tarik untuk mengembangkan diri semakin kuat. Namun jika problema tidak dapat dikecilkan maka yang dihadapi adalah permasalahan-permasalahan yang hari demi hari akan menumpuk yang pada akhirnya akanmembuat kita semakin tenggelam dan tenggelam dalam suatu problema yang tidak pernah terpecahkan.
Pengembangan diri merupakan konsekuensi perubahan zaman dari waktu ke waktu. Sekarang dapat kita bandingkan keadaan kita saat ini dengan keadaan kita di masa lalu. Sudah berapa banyakkah pengembangan yang kita lakukan? Sudah berapa waktu yang dilewati? Dimanakah posisi kita saat ini? Semua pertanyaan di atas dapat dijawab dengan perkembangan kita saat ini.
Terakhir, bahwa selalulah untuk bersyukur dengan keadaan kita saat ini. bersyukurlah atas ketidakmampuan orang lain, bersyukurlah atas kemampuan orang lain, bersyukurlah pada keadaan orang lain dan keadaan kita saat ini. Bahwasanya itu semua telah membuat kita untuk selalu belajar dan belajar yang tiada hentinya. Tiada kata untuk menyerah atas keadaan, tiada kata akhir untuk sebuah usaha, maka selalulah berusaha dan berusaha. Yang paling penting dari itu semua adalah untuk menjadi orang yang hebat tidaklah cukup hanya satu anak tangga yang dilewati.
Dalam kehidupan ini manusia akan menuju dua hal, yaitu; surga dan neraka, malam dan siang, hitam dan putih dan masih lagi perumpamaan dua hal yang akan dihadapi. begitu juga tipe manusia yaitu pesimis dan optimis. Orang dengan tipe pesimis adalah merupakan orang-orang yang menginginkan kenyamanan dalam hidup, artinya berusaha untuk menghindari konflik baik dari dirinya maupun dengan orang-orang disekitarnya. Sementara bagi mereka yang optimis adalah orang-orang yang berusaha untuk menembus ketidaknyaman demi kenyamana itu sendiri. mereka berpendapat bahwa untuk mencapai suatu keberhasilan bagi diri tentu saja harus mampu mengatasi segala permasalahan yang ada. lebih dari itu adalah mereka akan selalu berada dalam keadaan tidak nyaman.
Produksi Jepang pada tahun 1940an sampai dengan tahun 1960an, selalu ditolak oleh orang Eropa dan Amerika bahkan di Indonesia terjadi penolakan terhadap produk Jepang yaitu yang terkenal dengan kasus Malari. Namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan kemampuan mereka, mereka memulai dengan konsep Kaizen, bahwa yang menjadi quality control dari produk adalah diri sendiri. Prinsip-prinsip kaizen berfokus pada peningkatan yang terus menerus,kerjasama tim,fokus pada pelanggan, keterbukaan, komunikasi, pemecahan masalah.
Ada beberapa tipe manusia yang ditemui diseliling kita, diantaranya yang disebut dengan teori X. Orang-orang yang dicirikan pada teori x adalah orang-orang yang harus dipaksa dan selalu diarahkan untuk bekerja, serta selalu berusaha untuk menghindar dari tanggung jawab yang diberikan. selanjutnya adalah orang-orang yang dicirikan dengan teori Y yaitu; orang-orang yang menginginkan tanggung jawab, agar dapat memenuhi kebutuhan kehidupan sosial mereka. Orang teori Y juga mampu mengarahkan dan menguasai diri. Terakhir adalah orang-orang yang berada pada teori Z, yaitu; didasarkan pada kepercayaan, pemahaman, empati dan fleksibilitas dalam menjalankan kehidupan berorganisasi.
Dengan adanya konsep tentang manusia ini, diharapkan seorang manajer mampu mengatur organisasi yang mereka pimpin. artinya dengan mengetahui kemampuan dan tipikal para pekerjanya, maka ini akan memudahkan para manajer untuk meletakkan para pekerja sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Memang ini tidaklah mudah untuk dipelajari, namun juga bukan suatu hal yang tidak mungkin untuk dipelajari oleh seoarang manajer. Kepekaan selaku seorang manajer sangat dibutuhkan pada kondisi seperti ini. Mempelajari orang bukan untuk mencari kelemahan yang mereka miliki namun adalah untuk melihat kekuatan yang mereka miliki. Dengan demikian sautu organisasi akan dapat dengan mudah mencari orang yang sesuai untuk suatu pekerjaan.
Pada dasarnya pengembangan manusia adalah sutu siklus perubahan manusia dari waktu ke waktu. Perubahan yang diinginkan tentu saja adalah perubahan yang mengarah kepada suatu kebaikan. oleh karena itu manusia harus mampu mengecilkan problema yang mereka hadapi agar khayal di depan mata mereka akan semakin jelas terlihat.Hal ini akan membuat daya tarik untuk mengembangkan diri semakin kuat. Namun jika problema tidak dapat dikecilkan maka yang dihadapi adalah permasalahan-permasalahan yang hari demi hari akan menumpuk yang pada akhirnya akanmembuat kita semakin tenggelam dan tenggelam dalam suatu problema yang tidak pernah terpecahkan.
Pengembangan diri merupakan konsekuensi perubahan zaman dari waktu ke waktu. Sekarang dapat kita bandingkan keadaan kita saat ini dengan keadaan kita di masa lalu. Sudah berapa banyakkah pengembangan yang kita lakukan? Sudah berapa waktu yang dilewati? Dimanakah posisi kita saat ini? Semua pertanyaan di atas dapat dijawab dengan perkembangan kita saat ini.
Terakhir, bahwa selalulah untuk bersyukur dengan keadaan kita saat ini. bersyukurlah atas ketidakmampuan orang lain, bersyukurlah atas kemampuan orang lain, bersyukurlah pada keadaan orang lain dan keadaan kita saat ini. Bahwasanya itu semua telah membuat kita untuk selalu belajar dan belajar yang tiada hentinya. Tiada kata untuk menyerah atas keadaan, tiada kata akhir untuk sebuah usaha, maka selalulah berusaha dan berusaha. Yang paling penting dari itu semua adalah untuk menjadi orang yang hebat tidaklah cukup hanya satu anak tangga yang dilewati.
Kamis, 28 Mei 2009
Manajemen Kompensasi
Salah satu fungsi MSDM adalah Kompensasi. Kompensasi adalah bagian dari manajemen. Sistem kompensasi yang baik dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap keberhasilan bisnis. Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Kompensasi juga merupakan biaya utama atas keahlian atau pekerjaan dan kesetiaan dalam bisnis.
Suatu organisasi akan selalu berusaha untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Namun hal ini harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan organisasi, baik di dalam dan di luar organisasi. Pengaturan kompensasi merupakan faktor penting untuk menarik dan mempertahankan tenaga kerja. Kompensasi dapat berbentuk Finansial dan Non-Finansial.
Sikula di dalam Martoyo (2003) mengatakan In the employment world, financial rewards are the compensation resources provided to employees for the return of their services. The terms Remuneration”, wage and salary. Also are used to describe this financial between employers and employees. A remuneration is a reward, payment or reembursement for services rendered. Most forms of remuneration are financial, although these reembursements on occasion also may be non-financial in nature.
Dari pernyataan di atas artinya kompensasi atau juga disebut dengan remuneration dapat saja berbentuk financial dan nonfinansial yang pada intinya adalah penghargaan atas jasa seorang pegawai pada organisasinya. Komponen-komponen kompensasi: Upah, Gaji, Insentif, dan fringe benefit.
Selanjutnya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi (Martoyo:2003):
1. Kebenaran dan keadilan; pemberian kompensasi disesuaikan dengan kemampuan, kecakapanm pendidikan dan jasa yang telah ditunjukkan kepada organisasi. Dengan demikian setiap pegawai dapat merasakan bahwa organisasi telah menghargai jasanya.
2. Dana organisasi; suatu organisai dalam memberikan kompensasi kepada pegawainya harus disesuaikan dengan kemampuan dana yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Olehkarena itu organisasi harus dapat menghimpun dana sebanyak mungkin melalui prestasi kerja yang ditunjukkan oleh para pegawai. Sehingga dengan prestasi yang terus meningkat maka organisasi akan mendapatkan banyak keuntungan.
3. Serikat Karyawan; serikat karyawan merupakan symbol kekuatan karyawan dalam menuntut perbaikan nasib, yang perlu mendapatkan perhatian. Serikat karyawan yang ada pada suatu organisasi akan berfungsi sebgai alat kontrol dalam penetapan kompensasi.
4. Produktifitas kerja; semakin tingginya tingkat produktifitas seorang pegawai maka hal ini akan menjadi pertimbangan bagi organisasi untuk memberikan kompensasi. Karena produktifitas merupakan salah satu indikator prestasi kerja pegawai.
5. Biaya hidup; organisasi juga harus memperhatikan biaya hidup karyawan beserta keluarganya. Artinya perlu adanya penyesuaian pemberian kompensasi dengan biaya hidup. Namun demikian ini merupakan hal yang cukup sulit untuk menentukan biaya hidup seseorang. Ini disebabkan oleh sifatnya sangat relative, oleh karena itu perlu sangat sulit untuk menentukan hidup yang layak tersebut.
6. Pemerintah; selaku pengayom masyarakat perlu ikut campur dalam penentuan kompensasi bagai seorang pekerja. Pemerintah harus membuat peraturan dan perundang-undangan untuk dlaam menentukan kompensasi.
Keadilan di dalam organisasi
Keadilan di dalam manajemen kompensasi dikenal dengan istilah equity theory. Organisasi memberikan kompensasi kepada pegawainya adalah dengan tujuan untuk memotivasi pegawainya agar dapat bekerja lebih baik. Organisasi tidak hanya harus memiliki system yang wajar dan adil, tetapi lebih dari pada itu system tersebut harus dijelaskan kepada pegawainya. Adapun keadilan di dalam manajemen kompensasi yaitu; External Equity dan Internal Equity.
External Equity adalah yang berhubungan dengan gaji yang mereka terima serupa dengan pasar tenaga kerja di mana mereka bekerja. External Equity ini adalah membandingkan pegawai yang serupa diantara organisasi yang sebanding. Dua syarat untuk membandingkan yang harus dipenuhi 1) pegawai yang dibandingkan harus sama dan serup, 2) organisasi yang diurvey sebaiknya serupa,baik dari ukuran, bidang, misi, sektor.
Internal Equity adalah keseimbangan antara masukan yang dibawa individu dalam sebuah sistem kepegawaian dengan hasil yang dicapai. Masukan pegawai dapat berupa; pengalaman, pendidikan, keahlian, upaya & waktu kerja. Sedangkan keluaran berupa; gaji, tunjangan, pengakuan, dan imbalan. Internal Equity juga berarti tingkat gaji yang patut/pantas dengan nilai pegawai internal bgai suatu organisasi. Intinya adalah system kepegawaian di dalam suatu organisasi.
Tujuan manajemen Kompensasi secara umum tujuan kompensasi adalah untuk membantu perusahaan mencapai tujuan keberhasilan strategi perusahaan dan menjamin terciptanya keadilan internal dan eksternal.
Tujuan manajemen Kompensasi;
1. Memperoleh SDM yang berkualitas
2. Mempertahankan Karyawan yang ada
3. Menjamin Keadilan
4. Penghargaan terhadap perilaku yang diinginkan
5. Penghargaan terhadap perilaku yang diinginkan
6. Mengendalikan Biaya
7. Mengikuti aturan hukum
8. Memfasilitasi Pengertian
9. Meningkatkan Efisiensi Administrasi
Sistem Kompensasi sebaiknya dilakukan sebagai berikut:]
1. Bersaing (competitive)
2. Mengakui karyawan sebagai “Income Producing Assets”
3. Jangan terpengaruh oleh praktek akuntansi yang menganggap gaji dan upah sebagai “liabilities”
4. Kompensasi harus mendukung manajemen produktivitas
5. “Payroll Cost” harus dikelola dan dikaitkan dengan keberhasilan bisnis
6. Diketahui perincian pembayaran kempensasi sebagai:- Direct cost - Opportunity cost: profit sharing- Investment Return: insentive bagi karyawan yang melebihi standar
- Cost Reduction Spending: pembayaran “Performance Award” yang lebih rendah dari “Performance Improvement”
Suatu organisasi akan selalu berusaha untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Namun hal ini harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan organisasi, baik di dalam dan di luar organisasi. Pengaturan kompensasi merupakan faktor penting untuk menarik dan mempertahankan tenaga kerja. Kompensasi dapat berbentuk Finansial dan Non-Finansial.
Sikula di dalam Martoyo (2003) mengatakan In the employment world, financial rewards are the compensation resources provided to employees for the return of their services. The terms Remuneration”, wage and salary. Also are used to describe this financial between employers and employees. A remuneration is a reward, payment or reembursement for services rendered. Most forms of remuneration are financial, although these reembursements on occasion also may be non-financial in nature.
Dari pernyataan di atas artinya kompensasi atau juga disebut dengan remuneration dapat saja berbentuk financial dan nonfinansial yang pada intinya adalah penghargaan atas jasa seorang pegawai pada organisasinya. Komponen-komponen kompensasi: Upah, Gaji, Insentif, dan fringe benefit.
Selanjutnya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi (Martoyo:2003):
1. Kebenaran dan keadilan; pemberian kompensasi disesuaikan dengan kemampuan, kecakapanm pendidikan dan jasa yang telah ditunjukkan kepada organisasi. Dengan demikian setiap pegawai dapat merasakan bahwa organisasi telah menghargai jasanya.
2. Dana organisasi; suatu organisai dalam memberikan kompensasi kepada pegawainya harus disesuaikan dengan kemampuan dana yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Olehkarena itu organisasi harus dapat menghimpun dana sebanyak mungkin melalui prestasi kerja yang ditunjukkan oleh para pegawai. Sehingga dengan prestasi yang terus meningkat maka organisasi akan mendapatkan banyak keuntungan.
3. Serikat Karyawan; serikat karyawan merupakan symbol kekuatan karyawan dalam menuntut perbaikan nasib, yang perlu mendapatkan perhatian. Serikat karyawan yang ada pada suatu organisasi akan berfungsi sebgai alat kontrol dalam penetapan kompensasi.
4. Produktifitas kerja; semakin tingginya tingkat produktifitas seorang pegawai maka hal ini akan menjadi pertimbangan bagi organisasi untuk memberikan kompensasi. Karena produktifitas merupakan salah satu indikator prestasi kerja pegawai.
5. Biaya hidup; organisasi juga harus memperhatikan biaya hidup karyawan beserta keluarganya. Artinya perlu adanya penyesuaian pemberian kompensasi dengan biaya hidup. Namun demikian ini merupakan hal yang cukup sulit untuk menentukan biaya hidup seseorang. Ini disebabkan oleh sifatnya sangat relative, oleh karena itu perlu sangat sulit untuk menentukan hidup yang layak tersebut.
6. Pemerintah; selaku pengayom masyarakat perlu ikut campur dalam penentuan kompensasi bagai seorang pekerja. Pemerintah harus membuat peraturan dan perundang-undangan untuk dlaam menentukan kompensasi.
Keadilan di dalam organisasi
Keadilan di dalam manajemen kompensasi dikenal dengan istilah equity theory. Organisasi memberikan kompensasi kepada pegawainya adalah dengan tujuan untuk memotivasi pegawainya agar dapat bekerja lebih baik. Organisasi tidak hanya harus memiliki system yang wajar dan adil, tetapi lebih dari pada itu system tersebut harus dijelaskan kepada pegawainya. Adapun keadilan di dalam manajemen kompensasi yaitu; External Equity dan Internal Equity.
External Equity adalah yang berhubungan dengan gaji yang mereka terima serupa dengan pasar tenaga kerja di mana mereka bekerja. External Equity ini adalah membandingkan pegawai yang serupa diantara organisasi yang sebanding. Dua syarat untuk membandingkan yang harus dipenuhi 1) pegawai yang dibandingkan harus sama dan serup, 2) organisasi yang diurvey sebaiknya serupa,baik dari ukuran, bidang, misi, sektor.
Internal Equity adalah keseimbangan antara masukan yang dibawa individu dalam sebuah sistem kepegawaian dengan hasil yang dicapai. Masukan pegawai dapat berupa; pengalaman, pendidikan, keahlian, upaya & waktu kerja. Sedangkan keluaran berupa; gaji, tunjangan, pengakuan, dan imbalan. Internal Equity juga berarti tingkat gaji yang patut/pantas dengan nilai pegawai internal bgai suatu organisasi. Intinya adalah system kepegawaian di dalam suatu organisasi.
Tujuan manajemen Kompensasi secara umum tujuan kompensasi adalah untuk membantu perusahaan mencapai tujuan keberhasilan strategi perusahaan dan menjamin terciptanya keadilan internal dan eksternal.
Tujuan manajemen Kompensasi;
1. Memperoleh SDM yang berkualitas
2. Mempertahankan Karyawan yang ada
3. Menjamin Keadilan
4. Penghargaan terhadap perilaku yang diinginkan
5. Penghargaan terhadap perilaku yang diinginkan
6. Mengendalikan Biaya
7. Mengikuti aturan hukum
8. Memfasilitasi Pengertian
9. Meningkatkan Efisiensi Administrasi
Sistem Kompensasi sebaiknya dilakukan sebagai berikut:]
1. Bersaing (competitive)
2. Mengakui karyawan sebagai “Income Producing Assets”
3. Jangan terpengaruh oleh praktek akuntansi yang menganggap gaji dan upah sebagai “liabilities”
4. Kompensasi harus mendukung manajemen produktivitas
5. “Payroll Cost” harus dikelola dan dikaitkan dengan keberhasilan bisnis
6. Diketahui perincian pembayaran kempensasi sebagai:- Direct cost - Opportunity cost: profit sharing- Investment Return: insentive bagi karyawan yang melebihi standar
- Cost Reduction Spending: pembayaran “Performance Award” yang lebih rendah dari “Performance Improvement”
Langganan:
Postingan (Atom)